James Sidis "Si Manusia Jenius"

James Sidis terlahir dengan nama lengkap William James Sidis pada tanggal 1 april 1898 Di Amerika Serikat, James Sidis merupakan manusia paling jenius yang pernah ada di muka bumi dengan IQ (tingkat Kecerdasan) di atas 250-300. Kejeniusannya mengalahkan Da Vinci, Einstein, Newton dan ilmuwan lainnya. Nama James Sidis nyaris luput dari hingar bingar pemberitaan tentang para jenius di jagat ilmu pengetahuan.

Keajaiban Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar. menulis beberapa buku sebelum berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy. Pada usia 11 tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Harvardpun kemudian terpesona dengan kejeniusannya ketika Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor matematika.

posted under | 1 Comments

The Black Choice

“Tidak...!!!” ucap Damian sambil tangannya menjatuhkan tumpukan buku ayahnya yang berada diatas meja kerja ayahnya.
“Jadi kamu sudah berani melawan  ayah?!!!” ucap ayahnya yang langsung berdiri dari kursinya melihat tingkah laku anaknya.
Damian pergi begitu saja tanpa menghiraukan perkataan ayahnya.
 “Kalau kamu tidak menuruti perintah ayah, sama saja kau telah mencelakai teman-temanmu sendiri.” ancam ayahnya yang membuat langkah Damian terhenti sejenak. Setelahnya Damian melangkah kembali keluar pintu ruang kerja ayahnya
Pada saat yang sama,  teman-teman Damian sedang sibuk mempersiapkan rencana untuk menculiknya. Setelah persiapan selesai mereka langsung menjalankan rencana yang telah mereka siapkan sebelumnya. Tidak lama kemudian, mereka menemukan Damian yang sedang asik termenung didalam mobil yang berada tak jauh dari taman.
Damian yang kaget melihat seseorang mengetuk kaca mobilnya, ia langsung membuka pintu dan keluar dari mobil tanpa berfikir sebelumnya. Tapi, setelah Damian keluar dari mobilnya, ia tidak melihat seorang pun disana.  Yang Damian lihat hanya-lah anak-anak yang berada cukup jauh dari-nya. Tidak lama kemudian, sebelum Damian masuk kedalam mobilnya. Anak-anak disana berteriak kencang. Damian yang heran langsung mendekati anak-anak tersebut, tapi mereka justru lari menghindar dari Damian.
“Hey, wait...” teriak Damian yang membuat mereka semakin berlari kencang.
Damian terdiam sejenak melihat anak-anak tersebut berlari ketakutan. Tanpa Damian sadari mobilnya yang belum ia kunci dicuri orang, lebih tepatnya mobil tersebut dicuri oleh Ratu, temannya sendiri. Tidak lama, sekitar 5-7 detik kemudian Damian baru tersadar. Ia langsung mengejar mobil tersebut, walau pun ia takkan dapat hasilnya.
Tiba-tiba Brian datang dengan mobil dan langsung membuka kaca mobilnya.
“Kau mau mobilmu kembali?” tanya Brian.
“Apa maksudmu?” Damian balik bertanya.
“Ikut aku!” ucap Brian.
Damian pun naik kedalam mobil Brian.
“Sudah lama kita tak bertemu. Kau sudah berbeda, tentu saja itu karena aku sudah lama sekali tidak melihatmu. Ya, sejak 8 tahun yang lalu.” ucap Brian sambil tangannya yang sibuk mengemudikan mobilnya.
Damian hanya tersenyum kecil mendengar perkataan Brian barusan.
“Taman. Kau masih ingat taman itu? Tempat terakhir kali kita bertemu, dan saat itu kita masih dapat bersenang-senang.” ucap Brian lagi.
“Mengapa kau pergi? Semua teman-teman mencarimu. Lissa, Ratu, termasuk aku” lanjut Brian yang mencoba mengingatkan Damian akan masa kecilnya.
“Oh ya? Sejak kapan kalian peduli dengan ku? Kau hanya ingin tahu penjelas atas kepergianku, bukan mencariku.” ucap Damian dengan nada yang datar. Mereka terdiam sejenak.
Tidak lama kemudian mereka sampai disebuah tempat yang kumuh tak terurus.
“Tempat macam apa ini?” tanya Damian saat pertama kali melihat tempat yang kumuh tersebut.

“Jika kau mau mobilmu kembali, diamlah dan ikuti perkataanku! Sekarang kau jangan kemana-mana, tetap dimobil” ucap Brian dan langsung bergegas turun setelah mengatakan itu.

posted under | 0 Comments

Kolam Renang "Uka-Uka

                Musim hujan telah tiba. Tak jarang jika kita temui jalanan penuh air hujan, ataupun sungai yang terlihat ingin melampaui batas permukaan. Udara sekitar menjadi lembab dan dingin, begitu nyaman membuat otot-otot malas untuk bergerak. Namun untuk hari ini, sinar matahari dapat menembus dari celah-celah awan tebal, sehingga bisa dikatakan hari ini cukup cerah untuk beraktivitas. Kali ini, Marissa berniat untuk berjalan-jalan di sekitar rumah barunya. Ini sudah 5 hari setelah keluarga Marissa baru saja pindah ke rumah barunya dari kota ke desa.
                Marissa berjalan dengan mengikuti jalan setapak, sambil mengingat-ingat jalan agar dia bisa pulang ke rumah tanpa tersesat. Pertama kalinya Marissa jalan-jalan sendiri di tempat yang baru saja ia kenal. Selama di perjalanan, dia melihat hiruk-pikuk kehidupan di desa itu. Terlihat di setiap rumah ada perkebunan yang dipenuhi oleh tanaman-tanaman hijau, berbeda jauh dengan rumah dulunya di kota yang padat dan penuh polusi. Anak-anak kecil bermain bebas di depan rumahnya, bermain kejar-kejaran di tengah jalan, seakan tidak takut dengan kendaraan-kendaraan yang lewat. “Jika di kota, anak-anak kecil lebih memilih bermain game daripada bermain bersama di luar rumah.” gumam Marissa dalam hati.
                Marissa melanjutkan perjalanannya, dia melihat warung-warung yang menjajakan jajanan sederhana, seperti kue-kue rumahan dan gorengan. Tak luput sawah-sawah dan hutan hijau menghiasi setiap sisi jalan. Penjual kue, petani, penjual, semuanya ia temui di perjalanan tadi. Marissa terus mengikuti jalan tersebut hingga tidak terasa Marissa berjalan ke daerah yang berpenduduk jarang, penuh dengan semak belukar dan pohon-pohon besar. Marissa menangkap suatu bangunan yang menurut dia aneh. Bangunan itu terlihat seperti tidak terurus dan begitu rusak. Bangunan yang tampak tua itu dipenuhi semak-semak lebat, membuat Marissa penasaran tentang bangunan itu. Saat mata ia tertuju pada bangunan itu, seorang anak datang menghampirinya. Anak itu seperti berumut 10 tahun. Anak itu bertanya kepada Marissa,
                “Bangunan apa itu?” Marissa melirik ke arah bangunan itu.
                “Ini kolam renang kak.” Jawab seorang anak.
                “Kolam renang? Kok kayak gitu?” tanya Marissa dengan heran.
                “Gak tau kak.” Jawab anak terebut dan langsung pergi.
                Marissa yang masih penasaran akan bangunan tersebut memutuskan untuk menemui seseorang yang mengethui pasti tentang bangunan tersebut.
                Dengan penasaran, Marissa pun menuju warung nasi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri, Marissa berpura-pura mejadi pembeli di warung itu. “Ibu beli 1 nasi bungkus” ucap Marissa “makan disini atau bungkus dek ?” tanya ibu warung “makan disini aja bu” ucap Marissa. Ibu warung melangkahkan kaki untuk mengantarkan makanan pesanan Marissa.   Meski perutnya keroncongan, namun Marissa tidak lupa akan tujuan awalnya. Sebenarnya dia ragu untuk bertanya tentang bangunan kolam renang itu. Namun karena rasa penasaran terus menghinggapinya, akhirnya dia bertanya pada ibu warung tersebut.
                “bu, saya ingin bertanya tentang.” Ucap Marissa sambil melirik bangunan di sebelahnya.
                “Tentang apa?” tanya ibu warung
“Bangunan itu? Itu kolam renang dik.” Sambung ibu warung sambil menunjuk ke arah bangunan di bersebelahan dengan warung nasi itu.
                 “kolam renang???? kok kayak gini bu?” tanya Marissa
                “Uhm..  Iya, kolam ini memang sengaja di bakar.” Jawab Ibu warung
                “Oh,  itu kapan dibangun bu?” Tanya Marissa
                “Hm, sekitar tahun 1973-an dik.” Jawab ibu warung, karena saat itu pembeli-nya cukup sepi, ibu warung tersebut duduk disamping Marissa.
                “Mengapa bu?” tanya Marissa dengan heran
“Dulu, saat dipakai bangunan ini banyak memakan korban jiwa dik. Oleh karena itu, bangunan ini ditutup oleh pemilknya. Pada saat itu sudah ada 3 korban yang melayang, hampir setiap tahunnya  yaitu tahun 1976 , 1977 sama 1978 dek”    jawab ibu warung.

posted under | 0 Comments

Pengubahan Nasib

"Ayahhhh, ayahhh" panggil anak kecil, tak ada suara pun terdengar yang menjawab anak kecil ini, "Ayahhhh.. ayah..." teriak ke2 kali dari anak kecil tetap saja tak ada suara terdengar. "Mengapa hal ini terjadi padaku ya tuhan?" tanya anak kecil dalam benaknya "Mengapa aku berbeda dengan yang lain? Mengapa aku terlahir menjadi anak piatu dan mengapa aku memiliki ayah yang cacat? Apakah karena aku memiliki kelebihan dalam diriku?". "perkenalkan namaku Riko Damari Mathew atau biasa dipanggil Riko, aku terlahir menjadi anak piatu karena ibuku meninggal saat melahirkanku dan aku memiliki kelebihan yang tidak ada pada orang lain yaitu aku dapat melihat dan berbicara dengan makhluk halus". "Apa nak? mengapa kau memanggil ayah? suara ayah yang tiba2 terdengar dari kejauhan " ayah tadi aku melihat sesosok wanita yang sedang tersenyum manis". " Siapa wanita itu nak? apakah kau mengenalnya? tanya ayah yang bingung " Tidak ayah aku tidak mengenalnya". "Mungkin saja itu hanya halusinasimu nak" jawab ayah yang terdengar tidak percaya terhadap anaknya. "Mengapa ayah tak pernah percaya padaku? Mengapa ayahku tak pernah sayang padaku?" ucap sang anak dengan sedih. Sinar bulan pun mulai terlihat menghiasi malamku hari ini, tiba2 Riko terpikirkan sesuatu "Mengapa wanita itu selalu datang menghampiriku setiap petang? ataukah mungkin berhubungan denganku? tapi aku tak mengenal wanita itu, Apakah benar wanita itu yang akan mengubah hidupku menjadi yang lebih baik? apakah omongan kakek benar? Ah sudahlah lupakan saja, lebih baik aku tidur saja" ucap Riko.

Sinar matahari mulai menyinari pagi hari ini, seperti biasa Riko bersekolah dengan menggunakan sepeda kecilnya, dengan hati yang resah, ia mengayuh sepeda secara perlahan dan akhirnya sampailah ia ke sekolah. Seperti biasa ia selalu merenung di kelas, ia selalu dianggap aneh oleh teman2nya karena sikap dan kelakuannya, tetapi ia masih memiliki 1 sahabat setia bernama Putri Ridani Maharani atau biasa dipanggil Putri, Putri lah yang selalu membantu Riko jika sedang kesusahan "kamu kenapa murung saja? Ada masalah? Bilang dong sama aku, aku kan sahabat baikmu." ucap Putri "Tidak kok Put aku tidak apa2" jawab Riko "Ayolah Ko mungkin aku tak bisa membantumu menyelesaikan masalah dengan ayahmu, tetapi aku akan berusaha tetap membantumu" ucap Putri "Ya sudahlah Put sebenernya begini ceritanya, kamu tau kan setiap hari aku didatangi oleh wanita saat petang hari? kemarin malam aku terpikir dengan ucapan kakekku sebelum meninggal "cu kalau ada yang mendatangimu yang tak kau kenal mungkin itulah yang akan engkau butuhkan dalam nasibmu ini" begitu ucap kakekku" ucap Riko "Terus apa hubungannya?" tanya Putri yang masih terlihat bingung "Kan ada wanita yang datang kepadaku yang tak ku kenal dan ayahku tak bisa melihat wanita itu, apakah mungkin ia yang aku butuhkan dalam nasibku?" jawab Riko "Tapi kan yang kakekmu ucapkan itu manusia bukan makhluk yang tak kasat mata?" tanya Putri "Belum tentu Put kakekku tidak bilang kalau yang mendatangiku adalah manusia atau bukan" ucap Riko.

posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers


Recent Comments